Kecintaan kepada rasulullah bagi orang Islam adalah keniscayaan. Kecintaan dan ketaatan kepada Allah dibarengkan dg kecintaan dan ketaatan kepada rasulullah. Allah befirman:

{قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ}

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31).

Disebutkan di dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري

“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”.
(HR. al Bukhari dalam kitab al Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 14).

Di antara amalan menumbuhkan cinta kepada rasulullah shollahu ‘alaihi wassalam:
1. Senantiasa bertawassul dg namanya saat berdo’a. Nabi Adam saat melakukan kesalahan memohon ampunan kepada Allah Swt. :

{قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الأعراف : 23]

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Allah ampuni kesalahan nabi Adam karena dlm do’a nya bertawassul dg nama nabi Muhammad Saw. Sebagaimana yg disampaikan oleh Syeikh Muhammad ‘Alawi Almaliki Alhasani dlm kitabnya “Mafaahim Yajibu An Tushahha” mengutip hadis dari Alhakim dlm kitab Al Mustadrak:

قال رسول الله : (( لما اقترف آدم الخطيئة قال يا رب اسألك بحق محمد لما غفرت لي فقال الله عز وجل يا آدم وكيف عرفت محمداً ولم أخلقه ؟ قال لأنك يارب لما خلقتني بيدك ونفخت في من روحك رفعت رأسي فرأيت على قوائم العرش مكتوباً لا إله إلا الله محمد رسول الله فعلمت أنك لم تضف إلى إسمك إلا أحب الخلق إليك فقال الله عز وجل صدقت يا آدم إنه لأحب الخلق إليّ وإذ سألتني بحقه فقد غفرت لك ولولا محمد ما خلقتك ))

Rasulullah bersabda: ketika nabi Adam melakukan kesalahan, beliau berkata:”Ya Tuhanku aku meminta dg haq nama Muhammad agr Engkau mengampuniku”. Allah ‘Azza wa Jalla pun berkata: “Wahai Adam bagaiman kamu tahu ttg nama Muhammad padahal aku belum menciptakannya. Adam pun menjawab:”Ya Tuhanku ketika Engkau menciptakanku dan meniupkan roh kepada, aku angkat kepaalaku kemudian aku melihat tertulis di ArasyMu “Laa Ilaha Ill Allah wa Muhammad Rasulullah”. Dan aku sungguh tahu bhw Engkau tidaklah menambahkan suatu nama di sisiMu melainkan ia yg paling Engkau cintai”. Kemudiam Allah berkata:”Wahai Adam, kamu benar. Sesungguhnya dia adalah makhluk yg paling aku cintai. Apabila kamu meminta dg haq namanya maka aku ampuni kesalahanmu. Kalaulah bukan karena dia, tidaklah aku menciptakanmu. (HR. Al Hakim, 2/672, No. 4428).

2. Senintiasa bersalawat kepadanya

{إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [الأحزاب : 56]

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Imam Al-Qurtubi di dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa shalawatnya Allah kepada Nabi Muhammad berarti rahmat dan keridloan-Nya kepada beliau. Sedangkan shalawatnya para malaikat berarti doa dan permohonan ampun (istighfar) mereka bagi Rasulullah. Adapun shalawatnya umat beliau merupakan doa dan pengagungan terhadap kedudukan Rasulullah Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

Keutamaan sholawat kepada rasulullah

عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من صلى علي صلاة واحدة ، صلى الله عليه عشر صلوات ، وحط عنه عشر خطيئات ” .

Dari Anas bin Malaik radiyallahu anhu berkata. Rasulullah shollahu alaihi wassalam bersabda: siapa yg bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan beselawat kepadanya 10 kali dan menghapus 10 dosa atau kesalahannya. (HR. Ahmad).

Orang yg tdk bersholawat kepada rasulullah adalah orang yg pelit

البخيل من ذكرت عنده، ثم لم يصل علي
“Orang bakhil
adalah orang yang bila disebut namaku, dia tidak bershalawat kepadaku.” (HR. Ahmad)

Maka perbanyaklah membaca sholawat apalagi di Hari Jumat. Krn sholawat kita akan disampaikan kepada rasulullah:

إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة: فيه خلق آدم ، وفيه قبض، وفيه الصعقة ، فأكثروا علي من الصلاة فيه، فإن صلاتكم معروضة علي. قلنا: يا رسول الله، كيف تعرض عليك صلاتنا وقد أرمت؟ يقولون: قد بليت؟ قال: إن الله عز وجل حرم على الأرض أن تأكل أجساد الأنبياء

“Jum’at merupakan hari yang paling mulia, sebab pada hari itu Nabi Adam diciptakan dan dicabut nyawanya, dan sangsakala Kiamat juga ditiup pada hari Jum’at. Karenanya, perbanyaklah shalawat kepadaku. Sejatinya shalawat kalian itu sampai kepadaku.” Kami berkata, “Bagaimana bisa sampai kepadamu padahal Engkau telah tiada? Bukankah jasadmu telah hancur?” tambah sahabat lainnya. “Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan bumi untuk menghancurkan tubuh para nabi,” jawab Nabi. (HR. Ibnu Majah).

Dan orang selalu bersholawat kepada nabi sampai hari kiamat namanya akn disampaikan oleh malaikat kepada rasulullah

عن عمار بن ياسر رضي الله عنه أن
النبي صلى الله عليه وسلم قال :

(إن الله وكل بقبري ملَكا أعطاه أسماء الخلائق ، فلا يصلي عليَّ أحد إلى يوم القيامة إلا أبلغني باسمه واسم أبيه : هذا فلان ابن فلان قد صلى عليك) .
Dari Ammar bin Yasir ra. Nabi shollahu alaihi wassalam bersabda: sesunghuhnya Allah Swt. mengirim seorang malaikat yg diberikan kepadanya nama2 makhluk, maka tidaklah seseorg berselawat kepadaku sampai kepada hari kiamat melainkan malaikat tsb menyampaikan kepadaku namanya dan nama bapaknya, ” fulan bin fulan telah bersholawat kepadamu”. ( HR. Al Bukhari fii Tarikh Alkabir, 6/416)

3. Menghidupkan sunnah rasulullah

Dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun (HR Ibnu Majah, no. 209).

صلوا على النبي
Akhukum,
Robi Kurniawan, MA

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *